- Back to Home »
- 5 Kapal Hantu yang Mengarungi Samudra
1. The Flying Dutchman
Dalam dongeng kelautan, tidak ada kapal
hantu yang lebih terkenal dari The Flying Dutchman, yang kemudian
menginspirasi beberapa lukisan, cerita horror, film, dan bahkan opera.
Pada akhir 1700-an, The Flying Dutchman pertama kali disebutkan dalam
buku Voyage to Botany Bay karya George Barrington, dan setelah
itu legenda berlanjut. Sesuai dengan namanya, The Flying Dutchman ini
diceritakan berasal dari Belanda, tepatnya Amsterdam.
Dipimpin oleh Kapten Van der Decken,
kapal ini mengarungi Timur Hindia saat mereka dihadapi cuaca buruk di
dekat Tanjung Good Hope. Keputusan untuk menghentikan penyebrangan ini
membuat sang kapten menjadi beringas dan lalu membunuh temannya dan
berjanji akan berhasil menyebrangi tanjung tersebut. Meskipun sudah
mengerahkan usaha terbaiknya, kapal ini karam karena badai. Dan legenda
berlanjut dengan cerita Van der Decken dan kapalnya dikutuk mengarungi
samudera untuk selamanya.
Tanpa diragukan The Mary Celeste adalah kapal hantu (dan bukan legenda) yang paling terkenal. The Mary celeste adalah kapal dagang yang ditemukan tidak terurus dan terapung-apung di Samudera Atlantis pada tahun 1872. Pada saat ditemukan, kapal ini terlihat layaknya sedang berlayar. Layarnya masih mengembang, persediaan makanan dan keperluan lainnya masih tersedia. Yang diherankan adalah awak kapalnya hilang secara misterius, bisa dilihat dengan tidak ada tanda-tanda perlawanan, tak satu pun barang kepunyaan awak kapal yang tertinggal dan 1500 barrel alkohol yang belum tersentuh.
Bertahun-tahun setelah penemuan aneh itu, beberapa teori tentang menghilangnya awak kapal bermunculan, antara lain mereka terbunuh karena tersapu ombak, mereka saling memberontak, dan bahkan teori yang menyebutkan kalau awak mati karena memakan tepung yang terkontaminasi jamur, sehingga membuat para awak kapal berhalusinasi dan menenggelamkan dirinya sendiri. Tapi teori yang masih mungkin adalah, terjadinya peringatan yang terlalu dini akan badai yang menyebabkan para awak kapal berlayar menggunakan sekoci dan kemudian mereka mati.
Inggris Raya mempunyai legenda kapal hantu, dan The Lady Lovibond kemungkinan yang paling terkenal. Diceritakan, kapten dari The Lady Lovibond, Simon Peel baru saja melangsungkan pernikahan, dan dia memutuskan untuk berlayar dengan kapalnya untuk merayakan pernikahan. Dia membawa serta istri yang baru dinikahinya tanpa mengindahkan kepercayaan bahwa membawa perempuan berlayar mendatangkan nasib buruk.
Pelayaran dilakukan tanggal 13 February tahun 1748, tanda ketidakberuntungan satu lagi. Sangat disayangkan untuk Peel, sahabatnya pun jatuh cinta pada istrinya. Melihat perayaan tersebut sahabatnya pun menjadi murka dan penuh kecemburuan akan hal ini. Berada di balik kendali kapal, penuh kecemburuan dan murka, dia menabrakan kapalnya pada pesisir Goodwind Sands daerah Kent. The Lady Lovibond karam dan membunuh semua awak kapal. Legenda berkembang, The Lady Lovibond akan terlihat berlayar di sekitar perairan daerah kent setiap 50 tahun sekali, dan terakhir pada tahun 1998 lalu.
Dongeng The Octavius termasuk salah satu dari kisah kapal hantu terkenal. Dongeng ini diceritakan pada tahun 1775, menceritakan bahwa ada kapal yang bernama Herald yang menabrak kapal Octavius yang sedang terapung-apung di pesisir Greenland. Awak kapal dari The Herald mendapati awak kapal The Octavius mati dalam keadaan membeku, bahkan awak The Herald menemukan kapten The Octavius duduk terpaku, beku, di kursi kemudinya.
Dalam data pelayarannya, tertulis bahwa The Octavius mulai berlayar pada tahun 1762, yang artinya mereka telah terapung-apung di dalam kapal selama 13 tahun. Menurut legenda, Kapten The Octavius memutuskan untuk mengambil jalan pulang tercepat, dari Timur Eropa menuju Inggris, melalui perjalanan barat daya yang menyebabkan The Octavius terjebak di lautan es. Jika legenda itu benar, berarti The Octavius telah menyelesaikan perjalanan Atlantisnya sebagai kapal hantu.
The Joyita adalah kapal nelayan dan sewaan yang ditemukan terbengkalai di Pasifik selatan pada tahun 1955. Kapal ini, yang terdiri dari 25 awak kapal, sedang melakukan perjalanan menuju pulau Tokelau saat bencana ini terjadi. Tidak sampai beberapa jam kemudian setelah permintaan tolong diterima, para tim penyelamat pergi untuk menemukannya. Tetapi hasil pencariannya nihil, termasuk pencarian dari udara.
Barulah, lima minggu dari pencarian tersebut Joyita ditemukan terapung 600 kilo dari tempat awal bencana. Tidak ada tanda dari awak kapal dan cargo dan kapal ini mengalami kerusakan yang parah di satu sisi kapal. Tidak ada satu awak kapal pun yang terlihat lagi dan misteri ini tidak pernah terungkap. Teori yang paling popular yang menyebutkan bajak laut telah membunuh semua awak kapal dan membuang tubuh mereka ke laut.