- Back to Home »
- Sang Fairy
Fairy atau Peri adalah adalah sebuah istilah yang sering digunakan pada cerita rakyat, dongeng, fiksi, untuk menggambarkan makhluk yang memiliki kekuatan gaib, dan terkadang turut campur dalam urusan-urusan manusia.
Di Indonesia sendiri, istilah peri sering digunakan dalam penerjemahan tokoh yang menggambarkan elf atau fairy (istilah dalam bahasa Inggris) dalam cerita fiksi maupun dongeng-dongeng dari Eropa.
Pada
fiksi modern, karakter peri sering di adobsi dari versi aslinya, dan
digunakan dalam kisah fiksi fantasi masa kini dengan berbagai variasi
penggambaran, tergantung oleh penulis atau penciptanya.
Asal Usul Nama Peri
Kata
“Peri” telah disalah gunakan sepanjang sejarah penggunaan bahasa
Inggris oleh bangsa manusia. Ada kepercayaan bahwa kata “Peri” adalah
sebuah istilah lampau, muncul setelah masa pertengahan yang diartikan
sebagai wanita-wanita jahat yang memiliki kekuatan sihir.
Di Inggris awalnya nama peri berasal dari kata elvish sejak sebelum tahun 1000 M, berarti bangsa peri. Dalam cerita-cerita rakyat, makhluk gaib ini adalah golongan ras yang sakti.
Menurut akar kata Indo-Eropa, kemungkinan nama tersebut berasal dari albiz, meski asal-usulnya tidak diketahui, yang merupakan kata turunan dari albho, yang berarti "putih".
Kata
ini menjadi populer diantara orang kulit putih hingga kini. Pada zaman
modern, masih bisa ditemui keberadaannya sebagai nama panggilan dan nama
keluarga, seperti : Ælfræd "Penasehat-peri" (Alfred), Ælfwine "Teman-peri" (Alvin), Ælfric "Pemerintah peri" (Eldridge), dan juga nama-nama wanita, seperti Ælfflæd "kecantikan-peri".
Nama
peri juga dikaitkan dengan rambut yang saling terkait, yang dipercaya
membawa ketidak-beruntungan, apabila kaitan tersebut dilepaskan.
Istilah Perancis “fai” berasal dari Bahasa latin “fatae”
yang berarti wanita-wanita peri yang mengunjungi sebuah rumah tangga
pada saat ada peristiwa kelahiran dan meramalkan masa depan dari si
bayi, seperti yang dilakukan oleh tiga takdir (Three fates).
Kata “Peri” sebenarnya berarti “fat-erie” , seperti “state ofenchanment and that transferred fromthe object to the agent”. Peri adalah seorang “orang kerdil” yang memiliki kekuatan besar dan berwibawa, khususnya di Celtic dan daratan Irlandia.
Bagi orang-orang keturunan Irlandia, peri-peri adalah asal mula keturunan mereka, yaitu Tuatha de Danaan. Mereka lebih dikenal sebagai“Daoine Sidhe” atau “Sidhe”(diucapkan dengan “Shee”) di Irlandia,“Sith” di Higlands, “Pisgies” di Cornwall, dan “elves” di Skotlandia/Inggris.
Menurut
beberapa orang peneliti, istilah bahasa Inggris yang paling tepat
menurut orang-orang ini dengan memperhatikan masalah kesukuan adalah
“Elf”. Meskipun istilah “Elf” sering menjadi kontroversi, bagi pengarang
Poortvliet dan Huygen, “Elves” adalah roh/arwah udara dari alam, yang menyukai tarian tarian gembira dan memainkan peralatan-peralatan musik senar.
Mereka
juga dapat hidup di bawah tanah, di dalam/atas air, di udara, dan
kebanyakan mereka mempunyai sayap. Walaupun istilah Elf umum bagi bagi
orang-orang kerdil ini, istilah lainnya juga sering digunakan yaitu “sprite”, “pixie”, “nixie”, “fauns”, “brownies” ,“dwarves”, “leprechauns”, dan “fairy (peri)”.
“Sprite”
adalah istilah umum untuk orang kerdil seperti “pixies”, “spirit yang
berarti roh-roh kayu, air, atau roh roh alam, elves dari Celtic biasa
disebut “Faeries”. “Dwarf” biasa digunakan untuk menyebutkan “Dark
Elves”, tetapi istilah yang paling umum disukai adalah “The Good Neighbors”.
Beberapa nama lainnya yang mereka lebih disukai : “The SeelieCourt”, “Them Ones”, “The Strangers”, “The little People”, “The Fair Folk”, “The Good Folk”, “The Forgetful Folk”, “The Hidden Folk”, “Them”, “Mother’s Blessing”, “The Lovers”, “The Night Folk”, “The Little Darling”, dll.
Ada
beberapa kontroversi diantara para peneliti mengenai siapakah
sebenarnya Good Neighbors tersebut atau dengan kata lain, Apakah mereka
itu sebenarnya? Ketika pertanyaan tersebut dibincangkan dalam suatu
diskusi, kita biasanya mendapatkan berbagai macam tanggapan, tetapi
kebanyakan pikiran manusia mengkonsepkannya sebagai orang “wee (kecil)”
atau “little (kecil)”.
Penggambaran Peri
Peri
sering diceritakan memiliki bentuk mirip dengan manusia, seringkali
juga dipercaya merupakan perwujudan roh atau jin yang menjelma sebagai
perempuan cantik yang senang mengganggu. Kadang peri digambarkan
memiliki telinga panjang dan lancip, dan memiliki rambut yang panjang.
Peri juga seringkali digambarkan dapat berubah wujud, atau mengambil
wujud wanita cantik yang tiba-tiba bisa menghilang.
Peri
juga sering diidentifikasikan sebagai makhluk-makhluk mitologis. Dalam
penggambarannya dalam cerita-cerita rakyat yang menggunakan istilah
"peri", seringkali berbeda definisi tentang apa peri itu sebenarnya, di
satu pihak nama ini seringkali dihubungkan dengan makhluk gaib, seperti
siluman, namun pada lain pihak, peri digambarkan sebagai makhluk yang
lebih nyata.
”Elves” dapat mengambil berbagai bentuk, sebagai orang dengan berbagai kecantikan,
dewa sex, wanita tua, laki laki pincang/lumpuh yang bungkuk, kambing,
sapi, babi, penyihir, ulat, kupu-kupu, kucing, batu, dedaunan, tanaman,
sarang laba-laba, atau bahkan hembusan angin.
Ukuran
mereka berkisar antara ukuran seekor serangga sampai ukuran yang lebih
besar dari manusia. Mereka tidak stabil dan mudah berubah bentuk dalam
berbagai bentuk dan alam, dan tidak bisa dibedakan antara satu dengan
yang lainnya.
Terlalu banyak para ahli dongeng (folklorist)
yang melakukan riset untuk meneliti fenomena ini lebih dulu, ini
bukanlah kasusnya. Banyak peneliti menyatakan bahwa deskripsi atas orang
kerdil dengan sayap serangga ini adalah merupakan evolusi sederhana
dari pengetahuan dan adat, awalnya cerita-cerita tersebut tidak
melukiskan mereka sebagai orang kecil atau kerdil, melainkan sebenarnya
memiliki ukuran sama seperti manusia.
Seperti
pertanyaan apakah mereka ada atau tidak, semua yang kita perlu lakukan
adalah bertanya pada seorang Irlandia yang akan dengan singkat
menjawab,“Saya tidak percaya pada peri, tetapi mereka ada disana “.
Peri Baik dan Jahat
Peri
dapat digambarkan sebagai baik (membantu manusia) atau jahat. Peri yang
digambarkan baik hati adalah peri rumah yang tinggal bersama manusia.
Namun, tidak semua peri rumah digambarkan keluar pada malam hari, ada
juga peri rumah yang keluar pada siang hari.
Sementara
peri jahat digambarkan sebagai penyebab tersesatnya seseorang dalam
perjalanannya. Peri juga seringkali digambarkan sebagai nakal (jahil dan
iseng), entah kenakalan yang membawa kebaikan ataupun keburukan. Di
Eropa anak kecil yang nakal dan sulit dikendalikan seringkali
digambarkan sebagai "persis seperti peri kecil".
Tempat Tinggal
Penggambaran
asal-usul peri seringkali dihubungkan dengan sejenis/ kelas makhluk
gaib seperti siluman, yang seringkali berasal dari daerah-daerah
pegunungan. Mereka hidup didi bawah tanah, di dalam/atas air, dan di udara.
Namun,
dalam perkembangannya, peri digambarkan sebagai makhluk kecil yang
dapat tidur diatas bunga, tinggal di hutan dan menjaga pohon-pohon
sehingga disebut peri hutan, ataupun tinggal di dalam rumah bersama
dengan manusia seperti tokoh peri rumah.
Dalam Legenda
Banyak
orang kristen percaya, bahwa mereka adalah malaikat yang memberontak
disurga dan kemudian dilempar keluar dan karena mereka tidak terlalu
jahat untuk dimasukkan ke neraka, mereka dikirim untuk hidup selamanya
di bumi dan itulah mengapa mereka bisa bertindak sangat baik seperti malaikat atau sebaliknya seperti iblis.
Banyak
yang percaya lukisan peri-peri yang artistik dengan sayap, merupakan
penggabungan dari malaikat yang dilakukan oleh orang-orang kristen. Ada
pula yang memberi sebagai sebuah variasi dari orang orang kerdil dengan
sayap serangga, berukuran tubuh manusia, bayangan hantu, setengah
binatang dan setengah manusia, dan memiliki sifat seperti dewa.
Kepercayaan
pada Good Folk tumbuh dengan subur di masa lampau ketika segalanya
dikelilingi oleh roh/arwah-arwah. Pohon atau karang menurunkan nama
jalan “Fred” atau “Krystal” yang merupakan bagian dari kehidupan bangsa
sehari-hari. Begitu juga dengan “Good Folk”. Mereka disimbolkan dengan
sebuah sebutan dan memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang.
Tetapi
ini adalah waktu ketika setiap orang percaya pada banyak tuhan,
Dewa-dewa, Roh-roh, nenek moyang, dan makhluk. Saat sekarang ini, jika
seseorang menyatakan, percaya pada peri-peri mereka sering dikucilkan.
“Jadi jika mereka ada, kenapa kita tidak bisa melihatnya ?” Ini adalah
pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita setiap waktu.
Mulai dari “nature spirit (roh alam)”, senang, sedih, marah, gembira, sifat keperian, rasa dendam, muram, bersahabat, cinta, dan benci, sebagai “alam itu sendiri” (mereka mengambil berbagai bentuk berbeda sebagaimana energi-energi dari “Mother Earth”), kekeringan, badai, gempa bumi, cahaya redup, ketenangan, kedamaian, atau perusakan.
Mereka
tidak dibatasi dengan dunia kita, mereka bisa meloncat antara kedua
dunia dengan sedikit menggerakkan jarinya atau mengernyitkan hidungnya.
Mereka memiliki keahlian sihir alami yang dapat membuat mereka secara
cepat tidak terlihat dan tidak pernah bisa dilihat oleh mata manusia,
kecuali atas kemauan mereka sendiri untuk bisa terlihat.
Karena
kemampuan mereka itulah, manusia tidak bisa melihat mereka. Banyak
latihan atau didikan yang harus dilakukan untuk mengatasi halangan
membiarkan diri kita bisa melihat mereka.
Pada
masa kanak-kanak pikiran dan batas pikiran belum dirusak oleh berbagai
macam kelakuan/kebiasaan, sehigga anak-anak sering bisa melihat mereka,
tanpa kesulitan dan akan menceritakan dongeng penglihatan mereka dengan
bangga (tentu saja membuat orang tua mereka terkejut dengan teman
khayalan mereka dan membuat mereka merasa bodoh untuk mempercayai
hal-hal semacam itu).
Dalam
lagu-lagu yang mengandung kekuatan magis jaring-jaring kehidupan dapat
juga membuat kita bisa melihat mereka dengan mudah, semisal para
penyair, peramal, musikus, dukun, orang yang memiliki kewaskitaan
(memiliki ketajaman perasaan), dan penyelidik alam.
Zat-zat halusinasi dan ramuan obat-obatan, upacara-upacara magis, dan perubahan keadaan, juga dapat memungkinkan banyak manusia
untuk
bisa melihat mereka. Suatu keyakinan meskipun syarat-syarat untuk
membuka hubungan dengan mereka memiliki pertalian emosional atau
“hubungan darah” dengan mereka.
Hubungan
dengan mereka dianggap sangat sulit untuk dilakukan, khususnya hubungan
sexual, dan keduanya dibatasi oleh berbagai macam hal-hal tabu.
Sebuah
film yang sangat brilian diproduksi tahun 1993 untuk anak-anak berjudul
“Fern Gully”. Film ini memberikan sebuah cerita yang detail dan menarik
tentang pemisahan antara peri dan dunia manusia.
Dimana
film ini membawa unsur-unsur fantasi Hollywood, animasi, kecendrungan
atas patrial (garis keayahan), dan perumpamaan – ini membawa hati dan
roh sejati dari kayu. Mereka dilindungidan dijaga oleh kayu. Mereka juga
dilindungi oleh alam yaitu karang, daratan, laut, atau langit.
Mereka
adalah Ibu alam anak-anak yang dianggap perlu untuk kita awasi. Suatu
tempat disepanjang jalan dimana hubungan kita terputus. Jadi dimanakah
mereka bersembunyi ?
Sementara
banyak dari makhluk kerdil itu telah mengungsi dari dunia manusia, lari
ke tanah para peri (disebut “Elfame”) keburukan masih terjadi di tempat
itu, rumah-rumah yang ditinggalkan, puncak-puncak gunung, sungai, dan
ladang-ladang terbuka. Tergantung dari tipe dan jenisnya dimana kita
bisa menemukan mereka.
Nancy Arrowsmith, pengarang buku “A Field Guide to The LittlePeople” membagi elves atas tiga kategori utama :
Light Elves
(perubah bentuk, pejalan/pelintas diantara empat dimensi yang
diketahui, kecantikan yang cepat pudar. Orang kerdil alami yang terbaik,
dan jarang terlihat).
Dark Elves
(penghuni bumi, bisa berubah warna seperti bunglon bisa abu-coklat,
hitam, merah, menghuni rumah menyukai sudut-sudut yang gelap, tampak
pada sore atau larut malam)
Dusky Elves
(banyak, terikat pada lingkungan, hidup diatur oleh hukum ruang dan
waktu, mudah dikenali oleh manusia, dan biasanya terikat padapohon asal
mereka, tumbuh-tumbuhan, selokan, gundukan tanah/kuburan, atau kolam).
Elves
biasanya berupa makhluk tua dan membawa banyak karakteristik etnis,
umumnya Eropa masa lampau, khususnya Lapps, Celt, dan Teutons. Mereka
dapat diatasi oleh manusia dengan membuka rahasia zaman merekayang
sebenarnya.
Elves cenderung untuk konservatif, dan tidak menyukai besi, baja, dan industrialisasi, dan menyalahkan hal ini sebagai sebab pemisah antara elves dan manusia. Mereka memandang rendah manusia yang mengikuti cara-cara baru, bahkan pada masalah tabunya menggunakan garam dan bumbu pada makanan.
Elves
dianggap mempunyai lubang punggung dan tidak pernah mencari makan di
dunia kita. Elf wanita mempunyai dada kendor yang panjangseperti
kebanyakan binatang dan bekerja sambil memberi susu padabeberapa anaknya
pada saat yang bersamaan.
Beberapa
Elves mempunyai rupa seperti manusia dengan ada pengecualian pada
beberapa bagian tubuhnya seperti tubuh binatang, misalnya pada kaki, telinga, kulit, atau gigi.
Jika
mereka berpakaian, biasanya dengan pakaian petani atau mengenakan
warna-warna sihir khusus (biasanya merah atau hijau). Mereka sangat
membenci sifat materialistik.
Terdapat
berbagai macam dan tiap macam memiliki nama sendiri yang unik, berikut
adalah beberapa nama peri yang pernah diketahui dalam urutan abjad dan
penjelasan secara umum :
1. Asrais
– kecil, lembut, peri laki-laki. Tidak bisa terkena sinar matahari
langsung; selain itu mereka akan meleburkan diri kedalam kolam air.
2. Banshee
– “peri wanita”; merupakan jiwa yang melekat pada keluarga-kelurga
tertentu. Ketika seorang anggota keluarga mendekati ajalnya, keluarga
itu akan mendengar banshee menangis. Tidak selalu menakutkan.
3. Bogles
– Umumnya merupakan iblis-sifat dasarnya Goblin walaupun mereka
cenderung untuk merugikan dengan cara melakukan kebohongan dan
pembunuhan.
4. Brownies – Umumnya senang berada disekitar manusia dan pekarangan rumah. Bersahabat dan benar-benar membantu.
5. Dwarfs
– bertubuh pendek gemuk dan kuat. Mencapai dewasa pada usia tiga tahun
dan berwarna abu dan berjenggot pada usia tujuh tahun. Disebutkan bahwa
mereka tidak bisa terlihat di bawah sinar matahari, sehingga untuk
melihatnya harus membawa mereka ke batu. Bagaimanapun, ada ramuan dan
mantera-mantera yang bisa membuat mereka tahan terhadap sinar matahari.
6. Dryads – Mereka adalah jiwa yang menghuni pohon-pohon, khususnya pohon oak. Druid menggunakan mereka sebagai sumber inspirasi.
7. Elves – Nama lain dari pasukan peri yang diketahui. Mereka dibagi lagi menjadi Seelie dan Unseelie.
8. Fir Darrig
– (Fear Deang) Secara praktis merupakan badut alam yang mengerikan.
Mereka bisa merubah wajahnya menjadi siapapun yang diinginkannya.
9. Gnomes
– Elemen-elemen dasar bumi. Mereka hidup dibawah permukaan tanah dan
menjaga harta-harta yang ada di bumi. Gnome pekerja logam yang
mengagumkan, khususnya untuk pedang dan baju besi.
10. Goblins
– Adalah nama yang digunakan bagi spesies peri yang buruk. Tubuhnya
kecil dan jahat, dan biasanya bergerombol karena akan kehilangan
kemampuannya jika bertindak sendirian. Mereka biasanya dikendalikan oleh
sebuah Mage untuk maksus-maksud jahat.
11. Gwragged Annwn – (Gwageth anoon) merupakan peri air, yang kadang-kadang mengambil manusia pria untuk dijadikan suami-suaminya.
12. Gwyllion
– Merupakan hantu air scotlandia. Mereka sering tampak sebagai
laki-laki berambut atau hantu wanita menyeramkan yang mencegat dan
menyesatkan para pejalan malam hari di jalan-jalan pegunungan. Peri
gunung senang duduk di atas batu pada salah satu sisi dari jalur
pegunungan dan diam-diam mengawasi orang-orang yang menlintas.
13. HobGoblins – Biasanya merupakan nama untuk makhluk kecil aneh namun bersahabat biasa kita sebut kurcaci.
14. Knockers
(Buccas) – Ruh daerah pertambangan yang bersahabat dengan para
penambang. Mereka mengetuk lapisan bijih yang banyak kandungan logamnya.
15. Leprechauns
– Sangat lihai dan licik dan dapat menghilang dalam satu kejapan mata.
Mereka terutama sekali sangat mencintai, dan aktif pada hari-hari Saint
Patrick, tetapi hari apapun juga baik bagi mereka.
16. Mer-People-Mermaid
– Mereka tinggal didalam air, tetapi mereka mirip manusia dari pinggang
ke atas dan memiliki ekor seperti ikan. Mereka sangat menarik sekali
sehingga memikat nelayan-nelayan menuju kematiannya. Disebut juga
Murdhuacha (muroo-cha) atau Merrows.
17. Pixies
– Sering berwujud landak. Mereka peri yang jahat yang senang
mempermainkan manusia dan bangsa peri lainnya. Mereka juga senang
mencuri kuda untuk ditunggangi.
18. Phouka – Bisa terlihat dalam berbagai bentuk binatang dan biasanya berbahaya.
19. Redcap
– Salah satu iblis yang terkenal dari old Border Goblins . Dia tinggal
di reruntuhan menara atau kastil-kastil, terutama yang memiliki sejarah
kejahatan. Dia mewarnai topinya dalam darah manusia.
20. Shefro – Peri laki-laki yang mengenakan jubah hijau dan topi merah.
21. Sidhe
(shee) – Nama untuk peri-peri yang tinggal di bawah permukaan tanah.
Sebuah gundukan kuburan tua atau bukit kecil yang mempunyai pintu menuju
kerajaan peri bawah tanah yang indah.
22. Sluagh
– Ruh penasaran yang kematiannya tak termaafkan, atau para penyembah
berhala. Merupakan lawan yang hebat bagi peri dataran tinggi. Spriggans –
Diceritakan berwajah jelek, aneh dan kerdil dalam dunia alami mereka,
tetapi dapat merubah bentuk dalam ukuran raksasa. Spriggans merupakan
gerombolan penjahat yang keji, ahli dalam mencuri, perusak yang cekatan
dan membahayakan. Mereka mampu merampok rumah-rumah manusia, menculik
anak-anak (dan meninggalkan seorang bayi Spriggan yang menjijikkan
sebagai gantinya).
23. Trolls – Tidak suka terkena sinar matahari. Mereka sering melakukan tarian bagian potongan telinga yang aneh yang disebut ‘Henking’.
24. Trows – Sama dengan Trolls dan menyukai mereka, anti terhadap sinar matahari. Mereka juga melakukan tarian ‘Henking’.
25. Urisk
– Merupakan peri terpencil yang sering mendiami kolam-kolam sepi. Dia
akan sering menampakkan diri pada rombongan manusia namun kemunculan
yang aneh dan menyeramkan merupakan cara yang dilakukannya.
26. Water Fairies
– Adalah penyedia makanan bagi tanaman-tanaman dan pengambil kehidupan .
Mereka mengkombinasikan kecantikan dengan penghianatan dan kematian.
Mereka bisa menjadi teman atau lawan.